Minggu, 01 April 2012

Ahli Sunnah Wal Jama'ah

assalamualaikum. Wr. Wb perkenalkan nama saya riza.
Di sini saya akan memosting
tentang ahli sunnah wal
jama'ah..

"pengertian ahli sunnah wal
jama'ah"
Kalau kita mau merenungkan makna-makna dalam kalimat as
sunnah dan makna- makna
dalam kalimat al jama’ah,
seperti yang disinggung dalam beberapa nash syari’at, dan
seperti yang diungkapkan
serta dipahami oleh para
salafus saleh, kita
akan tahu dengan jelas bahwa
hal itu hanya cocok dan sesuai dengan golongan ahli sunnah
wal jama’ah. Siapa sebenarnya
mereka? Apa sifat-sifat
mereka? Dan apa manhaj
mereka? Berdasarkan hal itu
kita bisa mengidentifikasi siapa
sejatinya ahli sunnah wal
jama’ah dari beberapa segi
sekitar yang menyangkut
sifat-sifat mereka, ciri-ciri
mereka, manhaj mereka, dan definisi mereka menurut kaca
mata orang-orang salafus
saleh bahwa yang dimaksud
ialah mereka. Sebab, pemilik
rumah itu jelas yang paling
tahu isi rumahnya, dan walikota itu yang paling tahu
rakyatnya. Di antara segi
tinjauan yang memungkinkan
kita bisa mengetahui siapa
ahlu sunnah wal jama’ah itu
ialah: Pertama, sesungguhnya mereka adalah para sahabat
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Merekalah ahli sunnah, yakni orang- orang yang mengajarkannya,
menjaganya, mengamalkannya,
mengutipnya, dan
membawanya baik dalam
bentuk riwayat atau dirayat
atau manhaj. Jadi mereka lah yang paling dahulu mengenal sekaligus mengamalkan as sunnah.

Kedua, selanjutnya ialah para pengikut sahabat
Rasaulullah shallallahu alaihi
wa sallam. Merekalah yang
menerima tongkat estafet agama dari para sahabat, yang mengutip, yang mengetahui, dan yang
mengamalkannya.
Mereka adalah para tabi’in dan generasi yang hidup sesudah mereka, kemudian orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik sampaihari kiamat kelak. Mereka itulah sejatinya ahli sunnah
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Mereka berpegang teguh padanya, tidak membikin bid’ah macam-macam, dan tidak mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang yang beriman.

Ketiga, ahli sunnah wal jama’ah, mereka adalah para salafus saleh, yakni orang-orang yang setia pada Al Qur’an dan as
sunnah, yang konsisten
mengamalkan petunjuk Allah dan Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam,
yang mengikuti jejak langkah peninggalan para sahabat, para tabi’in, dan pemimpin-pemimpin pembawa petunjuk umat, yang jadi tokoh panutan dalam urusan agama,
yang tidak membikin bid’ah
macam-macam, yang tidak
menggantinya, dan yang
tidak mengada-adakan sesuatu yang tidak ada dalam agama Allah.

Keempat, ahli sunnah wal jama’ah ialah satu-satunya golongan yang berjaya dan mendapat pertolongan Allah sampai hari kiamat nanti, karena merekalah yang memang cocok dengan sabda Nabi
shallallahu alaihi wa sallam:
“Ada segolongan dari
umatku yang selalu membela kebenaran.
Mereka tidak merasa
terkena mudharat
orang-orang yang tidak
mendukung mereka sampai
datang urusan Allah dan mereka tetap dalam keadaan seperti itu.”
Dalam satu lafazh disebutkan: “Ada segolongan umatku yang senantiasa menegakkan perintah Allah.”

Kelima, mereka adalah orang-orang yang menjadi asing atau aneh ketika dimana-mana banyak orang yang suka mengumbar hawa nafsu, berbagai kesesatan merajalela, bermacam-macam perbuatan bid’ah sangat marak, dan zaman sudah rusak. Hal itu berdasarkan
sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam: “Semula
Islam itu asing
dan akan kembali asing. Sungguh beruntung
orang-orang yang asing.”
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam juga bersabda,
“Sungguh
beruntung
orang-
orang
yang asing, yakni
beberapa
orang
saleh
yang
hidup di tengah- tengah
banyak
manusia
yang
jahat. Lebih
banyak orang
yang
memusuhi
mereka daripada
yang
taat kepada
mereka.”
Sifat tersebut cocok dengan
ahli sunnah wal jama’ah.
Keenam, mereka adalah para
ahli hadist, baik riwayat maupun dirayat. Karena itulah
kita melihat para tokoh kaum
salaf menafsiri al tha’ifat al
manshurat dan al firqat al
najiyat, yakni orang-orang
ahli sunnah wal jama’ah, bahwa mereka adalah para
ahli hadist. Hal itu berdasarkan
riwayat dari Ibnu Al
Mubarak, Ahmad bin Hambal,
Al Bukhari, Ibnu Al Madini,
dan Ahmad bin Sinan. Ini benar,karena para ahli hadist lah yang layak menyandang sifat tersebut, mereka adalah para pemimpin ahli sunnah.
Mengomentari kalimat al
tha’ifat al manshurat Imam Ahmad bin Hanbal
mengatakan: “Kalau yang
dimaksud dengan mereka
bukan ahli hadist, saya tidak
tahu lalu siapa lagi?!” Al Qadhi
Iyadh mengatakan: “Sesungguhnya yang
dimaksud dengan mereka
oleh Imam Ahmad ialah ahli
sunnah wal jama’ah, dan
orang yang percaya pada
madzhab ahli hadist.” Menurut saya, seluruh kaum muslimin yang tetap berpegang pada fitrah aslinya dan tidak suka
menuruti keinginan-
keinginan nafsu serta tidak
suka membikin berbagai macam bid’ah, mereka adalah
ahli sunnah. Mereka mengikuti
jejak langkah ulama-ulama
mereka berdasarkan petunjuk
yang benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senja kuning